Senin, 02 Agustus 2010

gang nero

Gang Belimbing, Gang Cinta, Juga Geng Nero
Senin, 16 Juni 2008 | 19:29 WIB
Getty Images

NAMA gang di kota kecamatan Juwana, 12 kilometer timur pusat pemerintahan kabupaten Pati, Jawa Tengah, sebenarnya Belimbing. Namun lebih dikenal dengan gang cinta (GC).Gang itu sendiri panjangnya lebih dari 500 meter. Kanan kirinya berupa tembok tebal bagian belakang perumahan penduduk, rata-rata setinggi lebih dari tiga meter, yang sebagian besar dihuni enis tertentu.

Gang itu juga bersih, sudah dicor beton, dan bisa dilalui mobil meski tak bisa untuk berpapasan. Sebagian besar tembok bercat putih, lumayan bersih dan hanya ada sedikit corat-coret di tembok. Hanya saja, sangat jarang warga setempat maupun pengguna jalan melewati gang tersebut. Mereka memilih melalui dua jalan raya yang sejajar dengan GC.

Kondisi itulah yang biasa dimanfaatkan untuk pacaran anak-anak remaja, sehingga gang itu juga dikenal sebagai Gang Cinta. Akan tetapi, tak sedikit pula remaja tanggung yang memanfaatkan gang itu untuk lokasi minum minuman keras yang aman!

Kota Kecamatan Juwana dikenal sebagai pusat pasar beras, industri kuningan, pelabuhan antarpulau, dan tempat pendaratan ikan maupun tempat penjualan ikan (TPI) terbesar nomor dua di Jateng, serta berada di jalur utama Jakarta-Semarang-Surabaya.

Di GC itulah, geng (gerombolan) neko-neko dikeroyok (Nero), pekan lalu diduga tengah memelonco salah satu calon anggota yang bernama Ls. Perpeloncoan dilakukan dengan menendang dan memukul menggunakan tangan dan kaki. Termasuk menjambak rambut. Anggota geng semuanya remaja putri. Ls sendiri adalah siswa salah satu SMA di Juwana.

Adegan itu sempat direkam dalam bentuk video oleh seorang calon anggota Geng Nero (GN) dan diserahkan kepada orangtuanya. Kemudian diinformasikan kepada wartawan cetak dan elektronik yang kemudian meledak, tersiar ke mana-mana.

Menurut Kepala Satuan Reserse Kriminal Kepolisian Resor Pati, Sulkhan dalam jumpa pers di ruang kerjanya, Senin (16/6), untuk sementara ada empat anggota Geng Nero yang diamankan, yaitu Rat, My, Tk, Rat. Dua di antaranya adalah siswi SMA Negeri Batangan, seorang siswi SMA Negeri Juwana, dan seorang siswi SMA Diponegoro Juwana.

Polres Pati masih memeriksa para tersangka penganiayaan atas LS, sejumlah saksi, sejumlah orang tua, dan mendatangkan personil dari Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Pati. .

Berpakaian ketat

Menurut Purwaningsih dan Satriyo, dua guru SMA Negeri Juwana, salah satu muridnya yang menjadi anggota GN bernama PAP atau biasa dipanggil Tk, sering ditegur dan diperingatkan agar tidak berpakaian ketat, karena merupakan salah satu larangan pihak sekolah. "Anaknya tergolong cantik, rambutnya selalu di-rebonding dan setiap berangkat sekolah diantar ibunya naik motor. Dalam kegiatan belajar dan sepak terjang di kelas biasa saja. Kami tidak menduga samasekali jika dia menjadi anggota GN dan ikut menganiaya LS," tutur Purwaningsih yang keberatan untuk diambil gambarnya.

Setelah memperoleh laporan dari Polsek Juwana dan pengakuan dari Tk sendiri, akhirnya Kepala Sekolah SMA Negeri Juwana terpaksa mengembalikan Tk kepada orang tuanya, sehingga yang bersangkutan sudah tidak mungkin bisa diterima lagi sebagai murid SMA Negeri Juwana. Meski demikian, masih terbuka kemungkinan ia melanjutkan ke sekolah lain, karena dalam proses pengembalian kepada pihak orang tua tidak disertai embel-embel tertulis dipecat.

Berdasarkan pengakuan Tk kepada Purwaningsih, anggota GN marah besar ketika salah satu anggotanya yang bernama My dicap pelacur, sehingga terjadilah aksi penganiayaan terhadap Ls. "Jika pengakuan lain, penganiayaan yang dilakukan anggota GN merupakan salah satu bentuk penerimaan anggota baru (perpeloncoan), kami tidak tahu menahu," tuturnya.

Ia menambahkan, saat ini Tk diasuh ibunya yang bernama Ny Sukarsih, ayahnya dikabarkan merantau dan sudah pisah ranjang. Ia sudah punya pacar, namun karena tersangkut kasus penganiayaan ini, sang pacar yang juga warga Juwana memilih memutuskan hubungan.

Menurut informasi yang diperoleh Purwaningsih dan Satriyo, GN sudah muncul ketika para anggotanya masih duduk di bangku sekolah menengah pertama dan sekarang mereka tersebar di berbagai SMA di berbagai daerah di Pati maupun kota lain.

Seorang pemuda yang bekerja di salah bengkel motor dan seorang remaja yang bekerja di salah satu warung makan di kota Juwana, sudah tidak asing lagi mendengar nama GN maupun GC.

Meski demikian, aparat keamanan di Juwana yang pernah diusulkan menjadi kota Administrastif bersama Cilacap ini belum pernah melakukan gebrakan untuk menindak tegas. Bahkan pihak kepolisian belum bisa membeberkan secara faktual, khususnya yang menyangkut GN. Seperti bentuk kegiatan, pimpinan, latar belakang, dan konon ada yang merasa dirugikan jika GN ini dibongkar total. "Kami tetap akan mengusut kasus ini secara tuntas," janji Kepala Polres Pati, melalui Kasatreskrim Sulkhan.

0 komentar:

Posting Komentar