Selasa, 03 Agustus 2010

Sekolah Asal, Tolak Bina Kembali Anggota Gang Nero
Oleh : Agus Pambudi | 19-Jun-2008, 02:38:00 WIB

KabarIndonesia - 3 SMA, tempat 4 remaja putri anggota Gang Nero bersekolah, menolak untuk membina mereka kembali, sebagai muridnya. Karna mereka dinilai telah mencemarkan nama lembaga pendidikan, SMA tempat asal mereka belajar. Secara administrasi, mereka dikeluarkan dari sekolahnya, pada tanggal 14 Juni 2008.

Para Kepala SMA di Batangan dan Juwana, menolak saran Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Pati, Sarpan, untuk kembali membina siswinya yang terlibat aksi kekerasan Gang Nero. Justru sebaliknya, para Kepala SMA yang siswinya terlibat Gang Nero, mengambil kebijakan untuk mengeluarkan mereka dari tempatnya belajar.

Keputusan tersebut, diantaranya telah dijatuhkan oleh SMA Negeri Batangan, terhadap siswinya yang menjadi anggota Gang Nero itu, sejak tanggal 14 Juni 2008 lalu.

Kepala SMA Negeri Batangan, Sutowo SPd, yang diwawancara usai rapat evaluasi pendidikan bersama Komisi D DPRD Pati menyatakan, pihaknya bersama Komite Sekolah sudah tidak dapat menerima 2 siswinya yang kini berurusan dengan Polisi, karna aksi kekerasan bersama Gang Nero. Langkah yang sama juga diambil SMA Negeri 1 Juwana, maupun SMK Diponegoro Juwana. “Kami harus kembali melobi dengan temen-temen komite, masyarakat, para siswa, dan para guru dulu. Masalahnya kami tidak seorang diri, dan sesuai administrasi kami sudah melepas mereka, itupun atas permintaan orang tua. Kalau tetap di sekolah lamanya, dia tidak nyaman dengan gurunya maupun temannya, karna mereka sudah ada nilai negatifnya”, jelasnya.

Kepala SMA Negri 1 Batangan, Sutowo menyayangkan penyiaran berita Gang Nero yang dikaitkan dengan Gang Brengsek, di media massa. Karna antara Gang Nero dan Gang Brengsek tidak ada kaitannya. Tapi dengan gencarnya pemberitaan di media massa, membuat kesan kurang baik bagi dunia pendidikan di Kabupaten Pati. Padahal aksi kekerasan itu, merupakan kejadian yang berbeda. “Tolonglah ini diklarifikasi dan jangan berlarut – larut jadi besar, untuk lahan media elektronik itu. Karna menurut saya kasus itu tidak begitu besar sebetulnya, sudah selesai di sekolah. Tapi gak tahunya, muncul Gang Brengsek itulah yang menjadi besar”, kata Sutowo.

Menanggapi penolakan Kepala SMA di Juwana dan Batangan, untuk membina siswinya yang terlibat Gang Nero, Kepala Dinas Pendidikan DisDik Kabupaten Pati, Sarpan, meminta, agar Kepala SMA yang telah mengambil kebijakan mengeluarkan siswinya karna terlibat aksi Gang Nero, untuk dapat menyalurkan ke sekolah lain. Sehingga kedepannya mereka dapat melanjutkan sekolahnya, sebagai bentuk tanggung jawab selaku pendidik. “Jadi kita lihat sisi positifnya. Kadang – kadang anak nakal itu, punya kelebihan. Jadi tolong Kepala Sekolah, jangan dilepas begitu saja, kalau bisa diterima. Kalau tidak ya disalurkan ke sekolah lain, dengan agrement. Malah nanti tidak dapat tempat untuk sekolah. Dikawal dan harus ada yang menerima, sebagai bentuk tanggungjawab sekolah. Tapi yang lebih mudah ya come back”, pintanya.
Aksi Gang Nero yang sudah dalam penanganan Polres Pati, Rabu pagi, 17 Juni 2008, juga dibahas Komisi D DPRD Pati. Pembahasan tersebut, untuk mencari solusi yang tepat, bagi anggota Gang Nero, untuk berubah, dan kembali bersekolah dengan baik.

Rapat yang dipimpin Ketua Komisi D DPRD Pati, Haji Mudasir, bersama anggotanya, dihadiri Kepala DisDik Pati, Sarpan bersama beberapa staffnya, dan Kepala SMA Negeri di Pati. By Agus Pambudi.

0 komentar:

Posting Komentar